Minggu, 13 Mei 2012

PENTINGNYA PENDIDIKAN BUDI PEKERTI



Pernah mendengar ada seorang anak SD yang sedang mengikuti ujian nasional 2011-2012 kemarin, tapi ia hanya ujian seorang diri, disebuah ruangan yang tertutup, dan hanya diawasi oleh seorang guru dan dua orang polisi. Ada apa gerangan? ternyata eh ternyata si anak tersebut tengah hamil 6 bulan... (gak pernah denger? makanya liat berita. Jangan sinetron mulu atuh...).
Kemudian terbersit dibenak kita. mengapa hal itu terjadi? apa yang menjadi penyebabnya? ada beberapa kemungkinan si anak sampai hamil 6 bulan padahal ia masih dalam usia sekolah.
1. Dia diperkosa => hamil
2. Dia pacaran, cowoknya goblok. Ngajak si cewe ML => hamil
3. Dia sendiri yang salah dalam pergaulan => hamil
4. Dia sering nonton film blue kepunyaan bapaknya, dipraktekkan dengan pacarnya => hamil

nah, dari keempat faktor tersebut mungkin ada salah satu yang masuk akal. atau semuanya bisa saja terjadi. lalu mengapa hal ini bisa terjadi?????? Anak seusia itu sudah mengenal yang namanya berhubungan intim. Adakah yang salah? lantas siapa yang harus disalahkan?

Jawabannya mungkin akan merembet pada semua aspek. termasuk dirinya sendiri. salah satu aspek yang paling rentan adalah mengenai budi pekerti si anak. Zaman sekarang anak seusia Sekolah Dasar sudah mengenal pacaran. Kalau dulu waktu saya sekolah gak tau tuh apa pacaran. Dari mana pengaruh ini masuk? dari TV, HP, majalah, Koran, Internet, CD (film holiwood yang gak disensor), dan yang terakhir dari sekolahnya. Disekolah kebanyakan sudah tidak mengenal yang namanya pendidikan budi pekerti. saya menemukan di beberapa sekolah, di dalam tabel jadwal pelajaran jarang saya melihat pelajaran Budi Pekerti. Bukunya ada diperpustakaan, tapi tidak dikelola dengan baik. Jadinya mubazir. Mungkin dengan pendidikan Budi Pekerti kita sebagai seorang pengajar diharapkan dapat meminimalisir pendewasaan pada anak sebelum usianya. Artinya anak jangan disuruh dewasa sebelum usianya. Ini sangat berbahaya, jika anak dewasa sebelum usianya maka ia akan segera menyerap apapun yang tersaji diluar. dan bisa saja itu hal yang buruk. Sebagai orang tua, mari Bu/Pak kita bimbing anak kita dengan segala curahan kasih sayang kita agar ia menjadi manusia yang bijak. Sebagai seorang guru, mari Bu/Pak kita coba terapkan pembelajaran budi pekerti dengan memberi rangsangan yang positif. Datang ke sekolah itu jangan hanya untuk mengajar dan memberikan pelajaran yang ada dalam jadwal saja. Coba kita tambahkan dengan pembelajaran akhlak-akhlak mulia walaupun sudah ada pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam). Coba kita berikan teladan pada anak dengan diri kita debagai teladannya. Kan kita teh GURU = diGUgu dan ditiRU.

Apa yang kita lakukan pasti akan ditiru siswa. Jadi, mari Bu/Pak sama-sama kita perbaiki diri kita agar segala yang kita lakukan menjadi teladan bagi peserta didik kita tercinta. Mudah-mudahan dari hal sekecil ini dapat memberikan perubahan pada kehidupan mereka dan untuk anak cucu kita.
Amiiiiin....

Posted : Halin HS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar